Solo Ku Part One

Jumat, Januari 26, 2018

Wihiii 2017 sudah pergi, kini giliran 2018 yang mulai menyapa. Nggak kerasa sudah hampir sebulan kita bersama 2018. Pasti sudah banyak juga kegiatan yang kita lakukan untuk pencapaian resolusi di 2018 ini. Semoga di 2018 aku bisa memberikan lebih banyak lagi coretan di blog ini.

Dipostingan pertama tahun 2018, aku mau bercerita tentang kisah perjalanan ku di akhir tahun 2017.
Ada banyak kenangan yang sudah aku lalui di 2017, dengan pahit, manis, asem tapi nggak asin. Selain kenangan, pelajaran pun juga aku dapatkan. Apalagi pengalaman. Terima kasih Allah sudah memberikan warna di tahun 2017 dan memberikan banyak kejutan di dalamnya ❤💕

***

Sedari lama saat aku tahu nikmatnya traveling, pengen banget aku bisa pergi ala ala anak backpacker gitu. Jejalan yang jauhan dikit, walaupun belum sampai nyebrang pulau, seenggaknya aku bisa keluar  dari area Jabodetabek.
 

Eh eh tunggu dulu. Bukan berarti di area Jabodetabek nggak ada tempat wisata bagus. Sama sekali bukan. Masih banyak sekali keindahan alam yang bisa kita temukan di Jabodetabek. Contohnya saat aku explore Kabupaten Tangerang, buah dari searching dan tanya sana sini akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke Telaga Biru dan Tebing Koja yang berada di Kabupaten Tangerang. Alam di sana masih indah banget.

Kalau kamu mau tahu cerita perjalanan aku ke Telaga Biru, kamu bisa baca di sini.
Untuk cerita Tebing Kojanya nanti kapan-kapan, nggak tahu kapan eheh

Oke lanjut.. cerita perjalanan ku diakhir tahun 2017.

Yes! Hamdalah. Sebelum 2017 pergi, Allah kasih aku kesempatan untuk bisa traveling ke 3 kota di Jawa Tengah. Dimulai dari Solo, Yogyakarta, dan terakhir Semarang.
Tapi, di sini aku nggak langsung menceritakan perjalanan di tiga kota tersebut. Aku mau cerita terlebih dulu perjalanan aku selama di kota Solo part one.

Ada apa di Solo?

Enggak tahu ada apa, yang aku tahu sebelum aku sampai di Solo sudah banyak cerita yang aku dengar tentang Solo. Cerita yang paling sering aku dengar adalah Solo terkenal dengan masyarakatnya yang ramah, sopan, dan lembut. Dan itulah alasannya kenapa aku seringkali mendengar setiap kali ada orang yang lembut banget selalu mendapat sebutan "kayak putri Solo".

Diperjalanan aku jadi berfikir, "semoga pas di Solo bisa ketemu putri Solo yang sesungguhnya". Hahaha nggak tahu itu pikiran macam mana. Pokonya yang penting lanjalan~

Aku ke Solo tidak naik kereta atau pesawat. Memutuskan holiday diakhir tahun, kamu tahu lah itu harga tiket mahalnya seapa. Ugh buat mahasiswa kayak aku yang lagi ngumpulin buat skripsi plus wisuda, eman-eman rasanya kalo ngeluarin duit gede cuma buat tiket perjalanan. Jadi, untuk meminimalisir budget, aku memutuskan untuk pergi naik bis dari terminal Pulo Gebang.
Saat beberapa teman tahu kalau aku ke Solo naik bis, banyak sekali dari mereka yang berkomentar

"ya ampun Win mau sampe jam berapa di Solo?"

"Haduh macet banget deh, akhir tahun pula"

"Pegel deh itu ke Solo naik bis"

Emmh yaa aku cuma bisa cengengesan mendengarnya. Dalem hati, yasudahlah lihat saja nanti, mohon kelancaran aja sama Allah.

Sebenarnya aku juga deg-degan untuk pergi jarak yang lumayan jauh naik bis sendirian. Karena, itu benar-benar pertama kali banget. Yaudah Bismillah!

Yes! Allah Maha Baik! Perjalanannya lancarrr.. sampai di Solo aku masih bisa menghirup kesejukan udara Solo. Ya ampunn berasa mimpi gitu, akhirnya bisa traveling keluar dari area Jabodetabek. Sendiri pulak. Iya sendiri. Sendiri banget, Win? Aelah!

Sesampai di terminal tirtonadi Solo ada sedikit drama, karena orang yang harusnya jemput aku ternyata dia masih pulas di atas pulau kapuk. Di telponin berulang kali nggak siuman juga. Duhilah ini orang tidur atau pingsan sih?

Aku sampai di Solo sekitar pukul 6:30. Heheh maklum sih kalau yang jemput masih pulas. Karena sebelum aku sampai Solo, dia sudah mengabarkan kalau malam itu dia begadang karena sedang lembur. Oke tak apa.

Mmhh tapi bingung juga sendirian di terminal mau ngapain. Akhirnya aku menghubungi kawan, Ednadus namanya, yang lagi cari kesibukan di kota Solo. Berharap semoga ini anak udah bangun, semoga ini anak lagi kagak sibuk.
  
Daann Syukurlah nih anak kayaknya emang lagi gabut di Solo. Janjianlah kami untuk ketemu di tengah dan kami sama-sama nggak tahu tengahnya itu dimana karena kami benar-benar tidak tahu seluk beluk wilayah Solo hahah

Cek ojek online dan kami memutuskan untuk ketemu di depan Mall Solo Square.
Pas sampai di Mall Solo Square, kami sama-sama nggak tahu mau kemana lagi. Mau masuk mall juga, mallnya belum buka karena masih terlalu pagi. Karena, aku lapar, jadi,  aku cuma mau cari sarapan tapi khas Solo.

Tapi, bodohnya kami sama-sama bingung harus makan kemana,dimana?
Yasudahlah yang penting jalan dulu dan aku minta anterin untuk pergi ke Keraton Solo. Berharap bisa ketemu putri Solo di sana, seperti harapan aku saat dalam perjalanan menuju Solo hahah

Sampai di lingkungan keraton, tapi belum sampai keratonnya.. aku melihat deretan gerobak dengan berbagai macam menu. Seperti, bubur ayam, mie ayam, bakso sampai kupat tahu. Ahh sesaat aku lupa dengan Keraton, teringat perut yang semakin minta banget diisi.

Aku memutuskan untuk makan kupat tahu. Aku nggak tau itu makanan khas Solo atau bukan, yang jelas aku belum pernah makan itu sebelumnya di Jakarta.

Rasanya kupat tahu aku suka, rada manis-manis gitu. Porsinya juga pas banget di perutku yang sulit buat diajak makan banyak. Yang terpenting harganya kantong mahasiswa banget :D

Keraton Solo
Nggak mau berlama-lama sarapan, karena aku sudah nggak sabar untuk mengunjungi Keraton. Cukup menghabiskan waktu 15-20 menit untuk sekadar isi perut dipagi hari.

Tidak jauh dari Keraton, ada pasar yang diberi nama pasar klewer. Pasar yang menjual berbagai macam batik khas Solo. Nah.. buat kamu yang mau membawa cinderamata batik Solo, bisa banget untuk menyempatkan diri mampir ke Pasar Klewer sebelum meninggalkan Solo.

Tapi, sayangnya aku tidak sempat untuk mampir ke pasar klewer. Karena malas juga sih, bawaan ransel sudah berat banget. Pundak rasanya sudah mau rebahan saja.

***

Wuhuu akhirnya yaa.. setelah aku dibuat nyasar karena di Solo memberlakukan peraturan satu jalur dan stupidnya aku juga  tak pandai baca peta, and finally.. sekitar pukul 10 kurang aku baru tiba di Keraton Solo.

Keraton Solo ini didirikan oleh Susuhunan Pakubuwana II pada tahun 1744. Weeew lama yah. Indonesia masih pada perang di sana sini hehe


Keraton Solo
Keraton ini juga dijadikan museum yang menyimpan berbagai koleksi milik Kasunanan, selain itu pemberian dari raja-raja Eropa juga diperlihatkan. Ya ampunn harga barang pemberian raja Eropa berapa juta ya kira-kira? Hahah

Arsitektur dari Keraton Solo ini juga merupakan bentuk dari istana Jawa tradisional terbaik lhoo..
Ada perasaan bahagia sih bisa liat Keraton Solo secara langsung. Tapi, sedih juga, karena Keratonnya tutup T_T

Nggak jadi deh ketemu putri Solo :( hahah

Tapi nggak apa, aku masih bisa foto di depannya. Untung tour guide abal abal yang nemenin bisa dijadiin kang poto juga 😄✌

Nggak berlama-lama aku di Keraton, karena orang yang awalnya mau jemput sudah siuman. Dan aku memutuskan untuk kembali ke Mall Solo Square. Tapi, perjalanan aku di Solo belum berakhir. Nantikan kisah setelahnya!

Mari kembali bertualang.

Salam,


Anak bungsu!

You Might Also Like

0 komentar

Facebook Page