Hai pembaca..
Sudah lama aku tidak menulis blog. Kali ini aku merasa aku harus membagikan pengalamanku bagaimana akhirnya aku bisa rutin kontrol tumbuh kembang anak dengan dokter spesialis anak (DSA) dengan memanfaatkan fasilitas BPJS.
Sebelumnya aku akan menceritakan kenapa akhirnya anak aku harus kontrol rutin dengan DSA. Aku yakin setiap orang tua menginginkan yang terbaik untuk anaknya, terlebih di masa golden age dimana IQ anak sedang berkembang pesat. Untuk anak bisa memaksimalkan perkembangan IQ-nya, kita sebagai orang tua juga harus memperhatikan tumbuh kembangnya.
Namun, ada kemungkinan tidak semua orang mampu untuk memeriksakan tumbuh kembang anaknya ke spesialis anak karena terkendala biaya. Awalnya pun aku berfikir ke dokter spesialis biayanya akan sangat mahal, tapi ternyata setelah membaca sharing dari Bunda Musa yang baru kenal via instagram, kontrol tumbuh kembang anak ke spesialis anak bisa juga lho dicover full oleh BPJS dan sangat mudah prosesnya.
Kenapa Khalid Harus Kontrol Rutin ke DSA?
Awalnya Khalid aku bawa ke DSA karena aku merasa ada masalah dengan pertumbuhannya. Dari awal Khalid lahir aku full mengurusnya sendiri tanpa campur tangan dari manapun. Sebelum Khalid lahir aku banyak membaca dari berbagai sumber termasuk membeli buku yang ditulis oleh dokter anak untuk membekali diri agar dapat mengurus anak dengan baik.
Dari awal Khalid lahir aku selalu rutin membawa Khalid ke bidan untuk timbang berat badan (BB), ukur tinggi badan (TB) dan juga lingkar kepala (LK) serta imunisasi.
Kenaikan berat badannya dibulan-bulan awal sangat baik. Kenaikan BB sesuai dengan usianya. Saat diusia 5 bulanan, kurva BB mulai berada di garis hijau muda. Bidan masih mengatakan kalau kenaikan BB-nya masih bagus. Padahal ternyata saat aku datang ke DSA kenaikan berat badannya sudah tidak adekuat.
Iya BB naik setiap bulan, namun tidak sesuai target kenaikan BB seusianya.
Alarm warning aku sebagai ibu saat itu seperti menyala. Walaupun sama bidan kenaikan BB Khalid masih dikatakan bagus, aku merasa kalau TB Khalid cenderung pendek. Akhirnya setelah mencari rekomen DSA mana yang bisa detail mengecek tumbuh kembang anak, diusia 7 bulan pertama kali Khalid aku bawa ke DSA.
Awal ke DSA aku masih bayar mandiri. Di sana, dokter menjelaskan secara rinci mengenai pertumbuhan Khalid. Dan ternyata dari usia Khalid 4 bulan itu sudah warning untuk pertumbuhannya. Karena BB tidak naik adekuat, maka TB pun akan seret kenaikannya. Khalid kemudian didiagnosa weight faltering karena kurangnya kalori harian yang masuk ke tubuhnya. Saat itu rasanya sedih iya, lega juga iya karena tepat keputusan aku untuk bawa anak ke DSA.
Namun, sayangnya masa mpasi Khalid sungguh menguras tenaga dan emosi. Segala teori mengenai mpasi sudah aku terapkan, namun masih saja sulit untuk dengan sukarela Khalid mau memakan makanannya. Akhirnya Khalid disarankan oleh DSA untuk diberikan sufor supaya bisa mengejar pertumbuhannya. Tapi, ternyata memberikan Khalid sufor tidak semudah yang aku bayangkan. Memberikan Khalid sufor sama susahnya seperti memberikan Khalid makan. Khalid hanya mau ASI, ASI dan ASI.
Padahal Khalid sedang mengejar PR pertumbuhannya dan ASI tidak bisa memenuhi kebutuhan kalori Khalid. Ditambah efek aku stress dengan PR pertumbuhan Khalid, ASI aku makin hari makin seret meskipun sudah aku rutinin minum ASI booster.
Setelah 3 bulan aku kontrol lagi ke DSA. Aku coba pindah DSA, mendatangi dokter Apin di Jakarta Timur. Rela banget pokonya jalan dari Tangerang ke Jakarta Timur demi anak. Setelah 3 bulan berlalu karena asupannya masih belum mencukupi kebutuhan hariannya, alhasil kenaikan BB-nya pun sangat sedikit :(
Diusia Khalid 10 bulan Khalid mulai diresepkan pkmk (susu tinggi kalori) saat itu Khalid minum infatrini. Tetap saja Khalid menolak meminumnya. Mau minum susunya hanya sedikit tidak sesuai dengan dosis yang diberikan. Saat kembali kontrol diusia 12 bulan, kenaikannya masih belum membaik. Bersyukur perkembangannya baik, walaupun pertumbuhannya ada PR. Diusia 12 bulan itu Khalid disuruh untuk screening zat besi (Fe).
Hasil screening baik, pkmk diganti pedia complete untuk anak usia 1 tahun ke atas. Cukup lama minum pedia complete sampai usia 2 tahun. Bulan-bulan berikutnya masih rutin kontrol dengan dokter Apin karena pertumbuhannya masih belum catch up.
Setelah menyimak obrolan ibu-ibu lain di grup parenting, ternyata ada DSA di daerah Ciledug yang juga detail mengecek tumbuh kembang anak. Jaraknya tentu lebih dekat dari pada aku harus ke Jakarta Timur. Akhirnya diusia Khalid 16 bulan aku memutuskan untuk pindah kontrol ke dokter anak di daerah Ciledug, dr. Nunki Andria,Sp.A.
Dari usia Khalid 16 bulan sampai sekarang usia 26 bulan Khalid masih rutin kontrol dengan dokter Nunki.
Saat datang ke dokter Nunki diusia Khalid 16 bulan yang awalnya weight faltering, ternyata saat itu sudah memasuki kategori stunting karena kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu cukup lama.
Hampir banyak orang mungkin sudah tahu dampak dari stunting. Namun, jika dikejar saat usia golden age terlebih saat 1000 HPK, insyaAllah dampak stunting masih bisa diatasi.
Kenapa aku sangat peduli dengan tumbuh kembang anak? Karena dimasa keemasan inilah kita memberikan bekal untuk anak bisa menjalankan kehidupan saat dewasanya dengan baik. Walaupun aku belum tahu seperti apa kehidupan anak aku saat dewasa, tapi setidaknya aku sudah berusaha semaksimal mungkin merawatnya dengan baik.
Aku pertama kali kontrol dengan dokter Nunki di Rumah Vaksinasi Ciledug. Di sana tidak bisa memakai asuransi apapun termasuk BPJS, tapi harganya masih terjangkau. Tempatnya sangat nyaman, staffnya pun ramah dan disediakan mushola juga. Aku kontrol di Rumah Vaksinasi Ciledug sampai Khalid usia 24 bulan.
Karena pendaftaran di Rumah Vaksinasi Ciledug harus H-7 sering sekali aku tidak mendapatkan kuota untuk kontrol saat weekend karena biar bisa diantar suami. Akhirnya aku pindah ke RS Sari Asih Cipondoh yang juga tempat praktik dokter Nunki. Di RS Sari Asih dokter Nunki praktik weekday dari sore sampai malam, jadi bisa diantar saat suami pulang kerja. Dan di RS Sari Asih Cipondoh inilah kontrolnya mulai memakai BPJS. Aku pun awalnya nggak kepikiran untuk pakai BPJS, tapi setelah dapat sharing dari bunda Musa ternyata semudah itu prosesnya, jadi aku coba deh untuk pakai BPJS. Lumayan bisa hemat biaya kontrol DSA, uangnya bisa dialihkan buat beli susunya deh heheh
Bersyukur sekali aku bisa bertemu dengan dokter Nunki. Dokternya sangat ramah dan detail mengecek tumbuh kembang anak. Setiap pertanyaan pun dijawab dengan jelas.
Karena saat Khalid konsul dengan dokter Nunki, Khalid sudah masuk kategori stunting, akhirya dengan berat hati Khalid harus full sapih diusianya yang masih 16 bulan. Karena kalau tidak disapih akan semakin sulit memberikan asupan untuk memenuhi kebutuhan kalorinya Khalid. Saat dokter menyarankan sapih, metode sapihnya pun diajarkan dengan rinci tanpa oles-oles sesuatu apapun di payudara. Metode menyapihnya adalah dengan cinta. Anak bisa lepas ASI tanpa trauma. Dengan dokter Nunki juga Khalid diajarkan sleep training untuk mendapatkan kualitas tidur yang baik.
Segala saran dari dokter Nunki dapat aku aplikasikan dengan baik. Setelah lepas ASI, Khalid mulai mau minum pkmk. Walaupun sering masih tidak sesuai dosis, tapi lebih banyak dari sebelum disapih.
Setiap bulan pun akhirnya menunjukan progress yang baik untuk pertumbuhannya. Karena sempat ada turun juga BB-nya, dokter Nunki menyarankan untuk cek urine. Hasil cek urine pun Alhamdulillah bagus. jadi, tidak ada masalah dengan kesehatannya. Khalid juga ada screening jantung dan juga screening tuberkulosis yang hasilnya juga baik.
Untuk kesehatannya Khalid tidak ada masalah. jadi, masalah pertumbuhan Khalid murni karena kurangnya kalori harian yang masuk. Dan Alhamdulillah saat ini stunting Khalid sudah teratasi (pertumbuhannya sudah catch up) semoga terus bertumbuh dengan baik. Khalid masih dilanjut minum pkmk karena belum sampai garis hijau, tapi sudah melewati garis merah. Untuk PKMK Khalid sudah diganti ke Nutrini Drink supaya bisa mendapatkan kalori yang lebih tinggi.
Lalu Bagaimana Caranya Kontrol DSA dengan BPJS?
Pertama kali Khalid kontrol ke RS Sari Asih Ciledug masih bayar mandiri, karena kalau langsung minta rujukan ke faskes 1 belum tentu bisa langsung dikasih. Disaat selesai konsul di hari pertama ke Sari Asih aku langsung menanyakan kepada dokter Nunki "Dok, di sini apakah bisa menggunakan BPJS?". Dokter pun mengatakan bisa dan langsung dibuatkan surat rekomendasi DPJP untuk mendapat surat rujukan dari faskes 1.
Kebetulan saat itu faskes 1 Khalid tidak bisa merujuk ke RS Sari Asih Cipondoh. Akhirnya atas saran dari Bunda Musa, aku mencoba cari beberapa klinik faskes 1 yang bisa memberi rujukan ke RS Sari Asih Cipondoh. Saat ketemu klinik yang cocok, aku langsung ubah dari faskes 1 yang sebelumnya ke faskes 1 yang baru. Tidak membutuhkan waktu lama sampai BPJS ke faskes 1 yang baru bisa digunakan. Benar-benar Allah mudahkan prosesnya.
Khalid pun pindah ke faskes 1 klinik SA Medika. Aku hanya berkonsultasi dengan klinik terkait minta surat rujukan via whatsapp dan memberikan foto surat rekomendasi DPJP dari dokter Nunki. Dan voilaaa.. surat rujukan pun langsung didapatkan dan bisa langsung digunakan saat kontrol berikutnya.
Kontrol tumbuh kembang dengan DSA pun bisa free 100% dengan memanfaatkan fasilitas dari BPJS.
Yuk segera cek tumbuh kembang anak agar kemampuannya dapat berkembang optimal. Jika sudah masuk kategori stunting jangan bersantai terlalu lama dengan dalih "Gapapa yang penting anak aktif dan sehat".
Kita harus egois bahwa anak yang sehat itu harus bertumbuh dan berkembang. Jika, petumbuhannya dan perkembangannya mengalami keterlambatan segera atasi masalahnya dan cari tahu apa penyebabnya.
Yang paling jarang disadari adalah silent disease pada anak itu tidak nampak dan hal tersebut dapat menghambat tumbuh kembang anak. Jangan takut mahal lagi untuk kontrol tumbuh kembang dengan DSA, karena kita bisa memanfaatkan BPJS.
Semangat parents untuk selalu membersamai tumbuh kembang buah hati tercinta :)