Duh udah mau sebulan
lagi aja nih aku nggak update tulisan. Padahal punya niat untuk update tulisan
minimal seminggu sekali. Jadi, sebulan seenggaknya ada 4 coretan yang dipost.
Sebenarnya bukan karena nggak ada cerita untuk ditulis. Cerita mah banyak. Banyak
banget malah. Tapi rasa malas itu selalu aja susah untuk dikalahkan. Huft
sebal!
Perubahan warna yang terjadi disebabkan oleh kadar keasaman yang tinggi dan alga ganggang yang tumbuh berkembang di dasar danau. Sehingga membuat air danau tidak layak untuk diminum.
Telaga Biru Cisoka |
Mumpung sekarang aku
lagi berleha-leha di rumah, jadi sempatin deh untuk ngetik dan lawan rasa
malas. Kalau nurutin males mah nggak ada berakhirnya. Kalau kata orang tua,
“Gimana mau maju dan berkembang, kalau demennya temenan sama bantal, guling,
selimut?”.
Yaa bener juga sih,
kalau malas mulu proposal skripsi aku bakalan mandek aja terus di BAB I. Hih
jangan sampe! Mohon do’a ya teman-teman, semoga Windi bisa lancar ngerjain
Skripsinya. 3 bulan selesai. Aamiin.. (berharap dulu aja mah gpp lah yaa hehe).
Tapi untuk
menghilangkan penat, aku dan beberapa kawan sempat merencanakan liburan dibulan
November sejak beberapa bulan lalu. Niat liburannya mau naik gunung Pangrango,
tapi karena salah satu kawan ada yang baru aja diterima kerja di PT.KAI, eh
ternyata ditanggal yang sudah ditentukan doi nggak ada jadwal libur. Okedeh akhirnya
membatalkan untuk nanjak gunung. Sempet kecewa sih karena batal naik gunung,
karena emang kepengen banget. Tapi gpp mungkin kesempatan naik gunungnya nanti
bareng pasangan halal 🙉😂
Nggak jadi naik gunung,
bukan berarti nggak jadi main di alam. Akhirnya kita pindah ke lokasi yang
lebih dekat yang nggak harus sampai menginap. Dan akhirnya diputuskan untuk
pergi ke Telaga Biru, Cisoka Tangerang.
Setiap kali mau pergi
kesana, selalu aja ya ada yang bilang “ngapain sih ke Telaga Biru? Emang ada
apaan di sana? Cuma lihat air doang”.
Huftt.. terserah deh
ya, selera orang kan beda-beda.
Nggak mau hanya mendengar
kata orang begini dan begitu, udah deh mending aku coba aja jalan kesana biar
merasakan sendiri.
Dari 10 orang yang
merencanakan liburan, akhirnya hanya 4 orang yang pergi. Hahah udah biasa,
kebanyakan wacana akhirnya ujung-ujungnya yang pergi cuma segelintir. Tapi masih
mending tetap jadi walaupun nggak semua. Seringnya mah benar-benar batal. Ada
alasannya sih kenapa yang 6 orang itu nggak bisa pergi. Ada yang sakit, semoga
yang sakit segera sembuh. Ada yang kerja, semoga kerjaannya lancar. Ada juga
yang sibuk dengan tugasnya. Semoga tugasnya segera selesai.
4 orang yang pergi ini
terdiri dari 2 cewek dan 2 cowok. Aku, Tiara, Robit dan Endo. Duh disangka orang mah double date. Padahal karena mereka aja yang bisa pergi. Berasa sepi sih karena cuma bisa pergi
berempat doang. Tapi yang penting tetap bisa menghasilkan banyak foto (hunting
foto emang jadi tujuan utama) hahah
Lanjut ke Telaga Biru
nih yaa..
Sebelumnya aku sama
Tiara sebenarnya sudah pernah main ke Telaga Biru, jadi aku dan Tiara sudah tahu
harus jalan kemana, ke arah mana, tanpa harus banyak bertanya lagi.
Alhamdulillahnya sih ingatan Tiara nggak selemah ingatan aku, jadi masih ada
yang hafal betul dengan jalannya.
Kami berempat pergi
dengan menggunakan transportasi umum. Diawali dengan naik kereta menuju stasiun
Tigaraksa. Setelah sampai di Tigaraksa, jalan ambil kiri, lurus sampai bertemu
dengan palang pintu kereta api (±200 meter), belok kanan. Lurus, nggak jauh dari
palang pintu kereta, ada angkot warna putih-toska pada ngetem. Hanya ada satu
angkot kok yang menuju Telaga Biru. Oleh para supir angkot atau mungkin ada
calo juga, kita biasanya akan ditawari untuk sewa angkotnya aja. Kemarin sih
kami ditawari sewa angkot 200ribu pp. tapi kami menolak, karena sebelumnya aku
dan Tiara sudah pernah ke Telaga Biru, jadi, sudah tahu berapa ongkos kesana. Duh
kalo berempat harus keluarin uang 50ribu seorang hanya untuk ke Telaga Biru,
berat rasanya. Karena kalau naik angkot biasa tanpa menyewa, hanya perlu merogoh kocek sebanyak 7ribu rupiah per orang. Lumayan kan bedanya?
Angkot putih-toska. Abaikan orangnya. |
Ditawari menyewa karena
kemungkinan kita harus menunggu sedikit lama sampai penumpang penuh. Di sana
bukan daerah yang banyak penumpangnya, jadi mohon bersabar kalau mau naik
angkot dengan tarif murah.
Kenapa nggak naik
kendaraan online aja biar lebih cepat?
Kalau ada mah kami sudah
order kendaraan online sejak awal. Sayangnya di sana enggak ada kendaraan
online. Jadi, ya mau tak mau, kalau mau jejalan hemat harus bersabar nunggu
angkot ngetem.
Kami turun angkot di
SMA N 8. Dari SMA N 8 masih
harus jalan jauh lagi kalau mau sampai di Telaga Biru. Tapi jika kalian tidak ingin berjalan kaki, di gang SMA N 8, sudah ada ojek pangkalan yang sedang menanti penumpang.
Pemandangan dalam perjalanan menuju Telaga Biru |
Karena kami ingin
jalan-jalan hemat, akhirnya kami memilih untuk jalan kaki dari pada naik ojek. Sebenarnya
selain kami ingin jalan-jalan hemat, kami juga ingin menikmati alam di
perkampungan Cisoka Tangerang. Di sana masih ada banyak sawah yang terbentang
dan domba juga masih banyak yang berkeliaran.
Setelah berjalan ±2 km
selama kira-kira 30 menit jalan santai, akhirnya kami sampai juga di Telaga
Biru. Oh ya, warga sana sebenarnya menamai Telaga Biru dengan Danau Biru Cigaru.
Dinamai dengan Cigaru, karena berada di desa Cigaru. Entah siapa yang memulai,
Danau Biru itu jadi lebih dikenal dengan nama Telaga Biru Cisoka, dan Cisoka di
sini adalah nama kecamatan di Kabupaten Tangerang.
Telaga Biru Cisoka |
Pas sampai di danau…
Wow.. MaasyaAllah..
bagus banget air di danau biru. pada saat itu airnya sedang berwarna biru
gelap.
Menurut salah satu
penduduk lokal, air di danau biru itu bisa berubah-ubah warnanya menjadi biru
gelap, biru terang dan juga hijau. Menjadi warna biru terang biasanya saat pagi
hari, kemudian siang hari akan berubah menjadi biru gelap dan saat mulai
menjelang malam, air akan berubah menjadi hijau.
Telaga Biru Cisoka |
Perubahan warna yang terjadi disebabkan oleh kadar keasaman yang tinggi dan alga ganggang yang tumbuh berkembang di dasar danau. Sehingga membuat air danau tidak layak untuk diminum.
Di sana, kita tidak
diperbolehkan untuk berenang karena akan membahayakan. Jadi yaa.. cara
menikmatinya dengan berfoto sampai bosan ehehe 😂
Telaga Biru Cisoka |
Oiya hampir lupa, untuk
tiket masuk ke Telaga Biru murah banget. Apalagi kalau kita tidak membawa
kendaraan, GRATIS masuknya. Lain hal kalau kalian membawa kendaraan.
Untuk yang membawa
kendaraan mobil, di pintu masuk pertama kalian akan dipintai uang retribusi
sebesar Rp. 10.000,-. Dan di pintu masuk kedua kalian akan dipintai biaya parkir
sebesar Rp. 3000,-.
Untuk yang membawa
kendaraan motor, di pintu masuk pertama kalian akan dipintai uang retribusi
sebesar Rp. 7000,-. Dan di pintu masuk kedua kalian akan dipintai biaya parkir sebesar
Rp. 2000,-.
Murah kan? Benar-benar
jejalan hemat ini namanya.
Selain tempat wisatanya
yang murah meriah, makanan di sana pun terbilang tidak mahal. Yang paling aku
ingat, di sana ada mie ayam seharga Rp.7000,-. Lumayanlah yaa untuk mengganjal
perut disaat lapar.
***
Walaupun banyak yang bilang nggak ada apa-apa di
Telaga Biru Cisoka, tapi aku senang dan puas pergi kesana. Pokonya kalau mau
bisa menilai, jangan hanya katanya dan katanya, harus rasakan sendiri!
Telaga Biru Cisoka |
Semoga next traveling personilnya lengkap 😄
Segitu dulu yaa coretannya. Sebenarnya sih belum
selesai kisah perjalanannya, karena setelah dari Telaga Biru kami melanjutkan
perjalanan menuju Tebing Koja. insyaAllah kalau rasa malas bisa dikalahkan,
coretan Tebing Koja akan ada di postingan selanjutnya yaa..
Terima kasih sudah mau membaca 😊
Salam,
Anak bungsu!