Perjalanan Menuju Telaga Biru Cisoka, Tangerang

Senin, November 27, 2017

Duh udah mau sebulan lagi aja nih aku nggak update tulisan. Padahal punya niat untuk update tulisan minimal seminggu sekali. Jadi, sebulan seenggaknya ada 4 coretan yang dipost. Sebenarnya bukan karena nggak ada cerita untuk ditulis. Cerita mah banyak. Banyak banget malah. Tapi rasa malas itu selalu aja susah untuk dikalahkan. Huft sebal!


Telaga Biru Cisoka

Mumpung sekarang aku lagi berleha-leha di rumah, jadi sempatin deh untuk ngetik dan lawan rasa malas. Kalau nurutin males mah nggak ada berakhirnya. Kalau kata orang tua, “Gimana mau maju dan berkembang, kalau demennya temenan sama bantal, guling, selimut?”.

Yaa bener juga sih, kalau malas mulu proposal skripsi aku bakalan mandek aja terus di BAB I. Hih jangan sampe! Mohon do’a ya teman-teman, semoga Windi bisa lancar ngerjain Skripsinya. 3 bulan selesai. Aamiin.. (berharap dulu aja mah gpp lah yaa hehe).

Tapi untuk menghilangkan penat, aku dan beberapa kawan sempat merencanakan liburan dibulan November sejak beberapa bulan lalu. Niat liburannya mau naik gunung Pangrango, tapi karena salah satu kawan ada yang baru aja diterima kerja di PT.KAI, eh ternyata ditanggal yang sudah ditentukan doi nggak ada jadwal libur. Okedeh akhirnya membatalkan untuk nanjak gunung. Sempet kecewa sih karena batal naik gunung, karena emang kepengen banget. Tapi gpp mungkin kesempatan naik gunungnya nanti bareng pasangan halal 🙉😂

Nggak jadi naik gunung, bukan berarti nggak jadi main di alam. Akhirnya kita pindah ke lokasi yang lebih dekat yang nggak harus sampai menginap. Dan akhirnya diputuskan untuk pergi ke Telaga Biru, Cisoka Tangerang.

Setiap kali mau pergi kesana, selalu aja ya ada yang bilang “ngapain sih ke Telaga Biru? Emang ada apaan di sana? Cuma lihat air doang”.

Huftt.. terserah deh ya, selera orang kan beda-beda.

Nggak mau hanya mendengar kata orang begini dan begitu, udah deh mending aku coba aja jalan kesana biar merasakan sendiri.

Dari 10 orang yang merencanakan liburan, akhirnya hanya 4 orang yang pergi. Hahah udah biasa, kebanyakan wacana akhirnya ujung-ujungnya yang pergi cuma segelintir. Tapi masih mending tetap jadi walaupun nggak semua. Seringnya mah benar-benar batal. Ada alasannya sih kenapa yang 6 orang itu nggak bisa pergi. Ada yang sakit, semoga yang sakit segera sembuh. Ada yang kerja, semoga kerjaannya lancar. Ada juga yang sibuk dengan tugasnya. Semoga tugasnya segera selesai.



4 orang yang pergi ini terdiri dari 2 cewek dan 2 cowok. Aku, Tiara, Robit dan Endo. Duh disangka orang mah double date. Padahal karena mereka aja yang bisa pergi. Berasa sepi sih karena cuma bisa pergi berempat doang. Tapi yang penting tetap bisa menghasilkan banyak foto (hunting foto emang jadi tujuan utama) hahah

Lanjut ke Telaga Biru nih yaa..

Sebelumnya aku sama Tiara sebenarnya sudah pernah main ke Telaga Biru, jadi aku dan Tiara sudah tahu harus jalan kemana, ke arah mana, tanpa harus banyak bertanya lagi. Alhamdulillahnya sih ingatan Tiara nggak selemah ingatan aku, jadi masih ada yang hafal betul dengan jalannya.

Kami berempat pergi dengan menggunakan transportasi umum. Diawali dengan naik kereta menuju stasiun Tigaraksa. Setelah sampai di Tigaraksa, jalan ambil kiri, lurus sampai bertemu dengan palang pintu kereta api (±200 meter), belok kanan. Lurus, nggak jauh dari palang pintu kereta, ada angkot warna putih-toska pada ngetem. Hanya ada satu angkot kok yang menuju Telaga Biru. Oleh para supir angkot atau mungkin ada calo juga, kita biasanya akan ditawari untuk sewa angkotnya aja. Kemarin sih kami ditawari sewa angkot 200ribu pp. tapi kami menolak, karena sebelumnya aku dan Tiara sudah pernah ke Telaga Biru, jadi, sudah tahu berapa ongkos kesana. Duh kalo berempat harus keluarin uang 50ribu seorang hanya untuk ke Telaga Biru, berat rasanya. Karena kalau naik angkot biasa tanpa menyewa, hanya perlu merogoh kocek sebanyak 7ribu rupiah per orang. Lumayan kan bedanya?

Angkot putih-toska. Abaikan orangnya.
Ditawari menyewa karena kemungkinan kita harus menunggu sedikit lama sampai penumpang penuh. Di sana bukan daerah yang banyak penumpangnya, jadi mohon bersabar kalau mau naik angkot dengan tarif murah.

Kenapa nggak naik kendaraan online aja biar lebih cepat?

Kalau ada mah kami sudah order kendaraan online sejak awal. Sayangnya di sana enggak ada kendaraan online. Jadi, ya mau tak mau, kalau mau jejalan hemat harus bersabar nunggu angkot ngetem.

Kami turun angkot di SMA N 8. Dari SMA N 8 masih harus jalan jauh lagi kalau mau sampai di Telaga Biru. Tapi jika kalian tidak ingin berjalan kaki, di gang SMA N 8, sudah ada ojek pangkalan yang sedang menanti penumpang.

Pemandangan dalam perjalanan menuju Telaga Biru

Karena kami ingin jalan-jalan hemat, akhirnya kami memilih untuk jalan kaki dari pada naik ojek. Sebenarnya selain kami ingin jalan-jalan hemat, kami juga ingin menikmati alam di perkampungan Cisoka Tangerang. Di sana masih ada banyak sawah yang terbentang dan domba juga masih banyak yang berkeliaran.

Setelah berjalan ±2 km selama kira-kira 30 menit jalan santai, akhirnya kami sampai juga di Telaga Biru. Oh ya, warga sana sebenarnya menamai Telaga Biru dengan Danau Biru Cigaru. Dinamai dengan Cigaru, karena berada di desa Cigaru. Entah siapa yang memulai, Danau Biru itu jadi lebih dikenal dengan nama Telaga Biru Cisoka, dan Cisoka di sini adalah nama kecamatan di Kabupaten Tangerang.
Telaga Biru Cisoka

Pas sampai di danau…

Wow.. MaasyaAllah.. bagus banget air di danau biru. pada saat itu airnya sedang berwarna biru gelap.

Menurut salah satu penduduk lokal, air di danau biru itu bisa berubah-ubah warnanya menjadi biru gelap, biru terang dan juga hijau. Menjadi warna biru terang biasanya saat pagi hari, kemudian siang hari akan berubah menjadi biru gelap dan saat mulai menjelang malam, air akan berubah menjadi hijau.

Telaga Biru Cisoka



Perubahan warna yang terjadi disebabkan oleh kadar keasaman yang tinggi dan alga ganggang yang tumbuh berkembang di dasar danau. Sehingga membuat air danau tidak layak untuk diminum.

Di sana, kita tidak diperbolehkan untuk berenang karena akan membahayakan. Jadi yaa.. cara menikmatinya dengan berfoto sampai bosan ehehe 😂


Telaga Biru Cisoka


Oiya hampir lupa, untuk tiket masuk ke Telaga Biru murah banget. Apalagi kalau kita tidak membawa kendaraan, GRATIS masuknya. Lain hal kalau kalian membawa kendaraan.

Untuk yang membawa kendaraan mobil, di pintu masuk pertama kalian akan dipintai uang retribusi sebesar Rp. 10.000,-. Dan di pintu masuk kedua kalian akan dipintai biaya parkir sebesar Rp. 3000,-.

Untuk yang membawa kendaraan motor, di pintu masuk pertama kalian akan dipintai uang retribusi sebesar Rp. 7000,-. Dan di pintu masuk kedua kalian akan dipintai biaya parkir sebesar Rp. 2000,-.

Murah kan? Benar-benar jejalan hemat ini namanya.

Selain tempat wisatanya yang murah meriah, makanan di sana pun terbilang tidak mahal. Yang paling aku ingat, di sana ada mie ayam seharga Rp.7000,-. Lumayanlah yaa untuk mengganjal perut disaat lapar.

***

Walaupun banyak yang bilang nggak ada apa-apa di Telaga Biru Cisoka, tapi aku senang dan puas pergi kesana. Pokonya kalau mau bisa menilai, jangan hanya katanya dan katanya, harus rasakan sendiri!

Telaga Biru Cisoka

Semoga next traveling personilnya lengkap 😄

Segitu dulu yaa coretannya. Sebenarnya sih belum selesai kisah perjalanannya, karena setelah dari Telaga Biru kami melanjutkan perjalanan menuju Tebing Koja. insyaAllah kalau rasa malas bisa dikalahkan, coretan Tebing Koja akan ada di postingan selanjutnya yaa..
Terima kasih sudah mau membaca 😊


Salam,


Anak bungsu!

You Might Also Like

0 komentar

Facebook Page